Senin, 30 Januari 2012

Pembelajaran E-Learning


MAKALAH
 BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
MEMAHAMI PEMBELAJARAN ELEKTRONIK (E-LEARNING)



                                                                                                                

Dosen Pengampu: Prof.Dr.H.SJARKAWI,M.Pd

DISUSUN OLEH:
NAMA: VERA WATI
NIM: A1A110006


PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2011/2012
KATA PENGANTAR

     Puji syukur kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang Sejarah Perkembangan Komputer tepat pada waktunya. Makalah ini juga ditujukan untuk memenuhi tugas semester pada mata kuliah Belajar dan Pembelajaran.
     Dalam pembuatan makalah ini saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Belajar dan Pembelajaran Bapak Prof.Dr.H.SJARKAWI,M,Pd dan rekan-rekan sekalian yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
     Makalah ini jauh dari kata sempurna, untuk itu saya disini mengharapkan kritik dan saran dari rekan-rekan sekalian yang dapat membangun dalam proses peningkatan yang lebih.






                                                                                              Jambi, 25 Desember 2011

                                                                                                                        Penulis




BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
       Dalam penulisan makalah ini penulis membahas salah satu bentuk, teknik, atau mungkin juga disebut model pembelajaran yang dalam beberapa waktu belakangan ini mulai tidak asing kita dengar dan semakin mendapat perhatian serius dari dunia pendidikan dan pembelajaran, yaitu pembelajaran dengan menggunakan piranti elektronik, terutama melalui komunikasi online atau electronic learning(e-learning).
            Perkembangan teknologi yang demikian pesat, terutama teknologi komunikasi telah membawa perubahan besar dalam berbagai bidang. Salah satu bidang yang juga berkembang sebagai akibat kemajuan teknologi komunikasi adalah bidang pendidikan dan pembelajaran. Jika waktu-waktu sebelumnya hubungan antara pendidik – peserta didik hanya dapat berlangsung melalui kegiatan tatap muka, dibatasi oleh sekat ruang dan waktu, atau melalui media cetak, ternyata saat ini telah dikembangkan melalui komunikasi online yang menembus sekat-sekat ruang dan waktu. Melalui media komunikasi elektronik ini, disamping banyak nilai tambah atau katakanlah ’’keunggulan’’ atau kelebihan, dari dimensi pedagogis tentu banyak factor yang patut dicermati, misalnya bagaimana pegeseran pola komunikasi educative antara guru dan siswa, bagaimana dengan teknik-teknik pemotivasian belajar, bagaimana dengan pemahaman peserta didik, dan beberapa aspek psikologi belajar lainnya.
            Agar kita dapat mengenal lebih dekat dengan bentuk teknologi pembelajaran ini, dapat menimbang kelebihan dan kelemahannya, serta memungkinkan untuk mengimplementasikan di dalam kegiatan belajar kita.

1.2 Rumusan Masalah
1.      Bagaimana memahami pembelajaran elektronik(e-learning).
2.      Bagaimana kedudukan e-learning dalam teknologi pendidikan.
3.      Bagaimana konsep bahan belajar berbasis e-learning.
4.      Bagaimana menguraikan teknik pengembangan bahan belajar melalui e-learning.
                      


1.3 Tujuan Penulisan
1.      Untuk memberikan pengetahuan dan wawasan tentang kedudukan E-learning dalam teknologi pendidikan.
2.      Untuk memberikan pengetahuan tentang Bahan Belajar Berbasis E-learning.
3.      Untuk memberikan pengetahuan tentang Pendekatan-pendekatan Pedagogik dalam E-learning.
4.      Untuk memberikan pengetahuan tentang Piranti-piranti Pendukung E-learning.
1.4 Manfaat Penulisan
Supaya pembaca dapat mengerti dan memahami isi dari makalah tersebut, dan bermanfaat bagi pembaca sehingga pembaca dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.




 

BAB II
PEMBAHASAN

            Terkait dengan tema dan bagian-bagian dari bahasan ini, maka melalui pembahasan ini kita di harapkan memiliki kompetensi : 1) Menjelaskan kedudukan e-learning dalam teknologi pendidikan. 2) Menjelaskan konsep bahan belajar berbasis e-learning. 3) Menguraikan teknik pengembangan bahan belajar melalui e-learning.
2.1 Kedudukan E-learning dalam Teknologi Pendidikan
            Selama ini kita telah mengenal bahkan menggunakan beberapa bentuk teknologi pendidikan yang untuk membantu kegiatan-kegiatan pembelajaran. Beberapa alat bantu tersebut misalnya OHP, LCD projector, penggunaaan komputer, dan penggunaan beberapa bentuk peralatan laboratorium. Munculnya alat bantu dalam berbagai bentuk teknologi pendidikan tersebut membawa nuansa baru dalam dunia pendidikan, terutama dalam proses pembelajaran. Sambutan masyarakat para pengguna teknologi pendidikan sangat besar, sehingga dalam waktu yang tidak terlalu lama teknologi ini sudah begitu familiar dalam membantu kelancaran pelaksanaan pendidikan dan pembelajaran.
            Menyelusuri proses perkembangannya, e-learning, seperti di uraikan dalam situs Wikipedia Indonesia(2008), teknologi ini pertama kali diperkenalkan oleh universitas Illionis di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis computer (computer-assisted instruction) dan computer bernama PLATO. Sejak itu perkembangan e-learning dari masa ke masa adalah sebagai berikut;
1.      Tahun 1990; era CBT (Computer-Based Training), di mana mulai bermunculan aplikasi e-learning yang dioperasikan dalam PC standlone taupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materinya dalam bentuk tuklisan maupun multimedia (video dan AUDIO) dalam format “move”, “mpeg-1”, “avi”.
2.      Tahun 1994; seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduk secara massal.
3.      Tahun 1997; LMS (Learning Management System). Seiring dengan perkembangan teknologi internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan informasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak, dan jarak serta lokasi bukan lagi merupakan rintangan untuk terjadinya komunikasi. Dari sinilah muncul LSM, yang selanjutnya mengalami perkembangan yang semakin cepat.

Pada awal dekade 1990-an terjadi lagi perkembangan inovasi bidang teknologi komputer yang terakses ke internet. Inovasi ini membawa perubahan yang sangat besar, di mana keterbatasan-katerbatsan literatur, informasi yang tersedia di perpustakaan-perpustakaan, toko-toko buku, pusat-pusat bacaan dengan teknologi tersebut menjadi da[at teratasi. Bahkan menurt Kamarga (2001:4), inovasi tersebut tidak sekedar member kemudahan mengakses informasi, akan tetapi telah merubah pola berpikir, kebiasaan atau sikap seseorang sehingga telah merubah paradigm. Inovasi ini mengubah paradigm pendidikan, dari perolehan tingkat pengetahuan dan keterampilan yang konstan setelah selasai mengikuti pendidikan, menjadi paradigma pengetahuan dan keterampilan yang selalu diperbaharui dalam waktu relatif singkat. Bahkan disebutkan bahwa Departemen Pendidikan Amerika Serikat sejak tahun 1996 telah mencanangkan program “Getting America’s Student for the 21 st Century: Meeting the technologi Challenge”  (Office of Educational Technology, 2001). Program ini diarahkan untuk mengembangkan visi penggunaan teknologi yang efisien mulai dari jenjang pendidikan dasar dan menengah dalam rangka memprsiapkan generasi mendatang menjadi generasi yang dapat menjawab tantangan persaingan perekonomian global.

Pada sebuah situs e-learning Wikipedia (2008:1), diuraikan bahwa e-learning merupakan suatu terminologi umum yang dipergunakan untuk menunjukkan pada suatu aktivitas belajar dimana instruktur atau siswa terpisah oleh ruang dan waktu dan terhubungi dengan menggunakan teknologi online. Istilah e-learning dipergunakan secara silih berganti dalam berbagi konteks. Di dalam bidang perdagangan dan usaha misalnya dipergunakan sebagai strategi untuk menjalin kerjasama secara sinergis (network) untuk melaksanakan latihan-latihan bagi karyawan. Pada distance eduction Universities seperti Universitas Terbuka di UK atau Penn State World Campus di Amerika, e-learning diartikan sebagai perencanaan pengalaman mengajar atau belajar dengan menggunakan spektrum teknologi secara luas utamanya internet untuk mempermudah dan mempercepat siswa dalam belajar. Pada kebanyakan perguruan tinggi lainnya, e-learning diartikan sebagai model spesifik yang digunakan pada kegiatan kursus atau program kegiatan belajar dimana para siswa dapat berkomunikasi langsung antara satu dengan lainnya  untuk mengakses atau memfasilitasi pendidikan. Dalam banyak pengertian secra umum istilah e-learning diasosiasikan dengan teknologi percepatan belajar/Advanced Learning Technology (ALT), dimana teknologi dan asosiasi metodologi di dalam pembelajaran mempergunakan jaringan kerja atu teknologi multimedia.

Dalam pandangan Dong (2001), seperti yang disimpulkan oleh Kamarga (2001:4), E-learning merupakan kegiatan belajar asinkronis melalui perangkat elektronik komputer yang tersambungkan ke internet, dimana peserta belajar berupaya memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya. Kegiatan belajar melalui e-learning  tentu berbeda denga kegiatan belajar yang dilaksanakan secara klasikal di kelas. Ada karakteristik-karakteristik khusus yang membedakannya. Asiskronitis dalam pendapat tersebut tersebut merujuk kepada pemisahan fisik yang tidak terikat oleh waktu dan tempat. Secara lebih spesifik dapat diuraikan beberpa ciri dari pembelajaran e-learning, yaitu:
1.      E-learning merupakan suatu bentuk pembelajaran yang member penekanan pada penyampaian informasi, komunikasi, pendidikan, pelatihan secara online.
2.      E-learning menyediakan seperngkat alat yang dapat memperkaya nilai belajar tradisional (model belajar klasikal, kajian terhadap buku teks, CD-ROM, dan pelatihan berbasis komputer) sehingga dapat mebjawab perkembangan global.
3.      E-learning tidak berarti menggantikan system sistem belajar klasikal yang dipraktikkan, tetapi memperkuat model belajar tersebut malalui pengayaan informasi tentang substansi (content)  dan mengembangkan teknologi. pendidikan.
4.      Kapasitas pembelajaran sangat bervariasi. Hal ini tergantung pada bentuk konten serta alat penyampaian informasi atau pesan-pesan pembelajaran dan gaya belajar. Bilamana konten dikemas dengan baik dan didukung dengan alat penyampai informasi dan gaya belajar secara serasi, maka kapasitas belajar ini akan lebih baik yang pada gilirannya akan memberikan hasil yang lebih baik (Cesco, 2001).

2.2 Bahan Belajar Berbasis E-Learning
            Munir (2004:56) mengemukakan bahwa konsep bahan belajar berbasis e-learning dikembangkan berdsarkan teori kognitif dan teori pembelajaran yang dinyatakan dalam teori-teori; (1) Adaftive Learning Theory, (2) Preferred Modality Theory, (3) Cognitive Flexibility Theory.
1.      Adaftive Learning Theory
Adaftive Learning Theory, mengisyaratkan bahwa para siswa memasuki proses pembelajaran pada tahap pencapaian danpengalaman yang berbeda. Untuk itu guru perlu menggunakan berbagai bahan dan strategi pembelajaran untuk memenuhi pencapaian dan pengalaman yang berbeda tersebut. Ini juga bermakna perangkat lunak atau bahan belajar e-learning yang di buat perlu menggunakan berbagai strategi dan pendekatan untuk memenuhi kebutuhan siswa.

2.      Preferred Modality Theory
Preferred Modality Theory, mengisyaratkan bahwa para siswa memiliki kecenderungan modalitas belajar yang berbeda. Sebagian siswa memiliki modalitas pemahaman melalui aktivitas mendengar, sebagian yang lain memiliki modalitas pemahaman melalui aktivitas melihat, dan sebagian siswa yang lain cenderung memiliki modalitas pemahaman melalui mendengar dan melihat. Karena itu perngkat lunak atau bahan belajar e-learning  perlu memperhatikan modalitas-modalitas belajar siswa dengan berupaya menampilkan kombinasi teks, grafik, suara dan animasi dengan lebih menarik serta relevan dengan tujuan pembelajaran.


3.      Cognitive Flexbility Theory
Cognitive Flexbility Theory mengisyaratkan bahwa suatu bidang dapat dipelajari dengan lebih mendalam dan lebih efektif bilaman para siswa menggunakan proses belajar dengan cara non-linear. Hal ini bermakna bahwa suatu bidang yang dipelajari mencakup berbagai aspek dan domain yang saling berkaitan. Oleh karena itu bahan pembelajaran yang berupa perangkat lunak e-learning yang dipersiapkan hendaknya tidak menyerupai metafora buku yang cenderung linear atau berurutan dari segi pendekatan dan penyampainnya.

2.3 Pendekatan-pendekatan Pedagogik dalam E-Learning
            Teknologi komunikasi secara umum dapat dikategorikan sebagai asynchronous synchronous. Asynchronous merupakan aktivitas yang menggunakan teknologi dalm bentuk blogs, wikis, anddiscussion boards. Dalam bentuk ini partisipan mengembangkan ide atau saling bertukar  ide atau informasi tanpa keterikatan antara partisipan satu dengan partisipan lainnya pada waktu yang sama. Sebagai contoh penggunaan electronic mail (email) termasuk asynchronous dimana pesan dapat dikirim atau diterima tanpa keduanya harus berpartisipasi pada waktu yang bersamaan. Dalam hal ini seorang pengirim pesan dapat mengirim pesan atau informasi tertentu kapan saja yang ia perlukan. Pada sisi lain penerima pesan tidak diharuskan mengakses pesan tau informasi tersebut pada waktu yang bersamaan. Synchronous menunjukan pada pengkategorian aktivotas pertukaran idea tau informasi yang mengharuskan partisipan menggunakan waktu yang bersamaan. Face to face discussion merupakan salah satu contoh bentuk komunikasi synchronous. Aktivitas synchronous mempersyaratkan seluruh partisipan saling berkomunikasi atau berhubungan antara satu dengan yang lain seprti sesi online atau virtual classroom atau meeting.
            Meskipun aktivitas penmbelajaran melalui perangkat e-learning menekankan system komunikasi online, tidak berarti proses ini sama sekali meniadakan unsur-unsur hubungan pedagogis antara guru dan siswa. Bilamana hal ini terjadi, maka dikhwatirkan proses pembelajaran menjadi kehilangan makna esensialnya, karena seperti telah Anda bahas bersama pada bagian-bagian sebelumnya bahwa pembelajaran merupakan kegiatan yang komperenship, mencakup berbagai dimensi baik kognitif afektif dan psikomotorik. Persoalannya bagaimana supaya melalui mekanismepembelajaran elektronik secara online ini, hal-hal esensial tersebut tetap dapat terpelihara, meskipun kadarnya tidak dapat seperi pembelajaran konvensional. Yang perlu kita garis bawahi bahwa di dalam proses pembelajaran online juga perlu memperhatikan unsur-unsur pedagogis. Melalui situs wilkipedia (2008) dikemukakan beberapa pendekatan pedagogo yang ditetapkan e-learning, yaitu;
a)      Instructional design, di mana pembeljaran lebih terfokus pada kurikulum (curriculum focused) yang dikembangkan dengan menitikberatkan pada pendekatan pendidikan kelompok atau guru secara perorangan;
b)      Social-constructivist, merupakan pendekatan yang pedagogi yang pada kebanyakan aktivitasnya dilakukan dalam bentuk forum-forum diskusi, blogs, wiki dan aktivitas-aktivitas kolaboratif online;
c)      Laurillard’s conversational Model, merupakan salah satu betruk pendekatan pedagogi yang menitikberatkan pada penggunaan bentuk-bentuk diskusi langsung secara luas;
d)      Cognitive perspective, menitikberatkan pada proses pengembangan kognitif melalui kegiatan pembelajaran.
e)      Emotional perspective, lebih di fokuskan pada pengembangan dimesi-dimensi emosional pembelajaran, seperi motivasi, engagement, model-model permainan dan lain-lain.
f)        Behavior perspective, menitikberatkan pada keterampilan dan perilaku yang dihasilkan dari proses belajar. Model pembelajaran dalam bentuk ini misalnya bermain peran (penerapan role-playing) dan penerapannya di dalam aktivitas-aktivitas nyata lapangan.
g)      Contextual perspective, difokuskan pada penataan factor instrumental dan social lingkungan yang dapat mendorong terjadinya proses belajar. Bentuk-bentuk nyata model ini seperti interaksi dengan orang lain, model-model kolaboratif dan sebagainya.

2.4 Piranti-piranti Pendukung E-Learning
            Siatem teknologi yang tarsedia dan dapat dipergunakan di dalam e-learning antara lain;
v  Classroom response system
v  Collaborative software
v  Computer aided assessment
v  Discussion boards
v  E-mail
v  Educational Management system
v  Educational animation
v  Electronic performance support system
v  Eportfolios
v  Games
v  Hypermedia in general
v  Learning management systems
v  PDA’s
v  Podcasts
v  MP3 Players with multimedia capabilities
v  Multimedia CD-ROMs
v  Screencasts
v  Simulations
v  Text chat
v  Virtual classrooms
v  Wcb-based teaching materials
v  Web sites and web 2.0 communities
v  Wiki
Perlu dijelaskan bahwa Wikibooks adalah buku yang memuat topic-topik tentang;
v  Blended learning
v  E-CIT(EU-funded project)
v  SIF(Schools Interoperability Framework)
v  CALL(computer-assisted language learning) (for a more historical perspective)
v  Collaborative learning
v  Computeach
v  Computer-based testing
v  Confidance-Based Learning
v  Distance Education
v  Edublog
v  Educational game
v  Educational technology
v  Electronic performance support systems
v  Elearning 2.0
v  Flexible Learning
v  History of automated adaptive instruction in computer applications
v  History of virtual learning environments
v  Learning management system
v  Learning content management system
v  Learning & Development
v  M-learning
v  Microlearning
v  National University Virtual High School
v  Networked learning
v  Online learning community
v  Transctional distance
v  Videobook
v  Virtual Campus
v  Virtual education
v  Virtual learning environment
v  Virtual university
v  eLML –eLesson Markup Language
v   Adaptive hypermedia

2.5 Pengembangan Pembelajaran E-Learning
            Perkembangan teknologi pendidikan e-learning  telah memberikan nuansa baru di dalam pendidikan kita. Jika pada waktu-waktu sebelumnya, secara konvensional guru atau dosen melakukan proses pembelajaran dengan menghimpun siswa pada tempat atau ruangan tertentu secara bersamaan, kondisi tersebut kini telah diperkaya dengan berkembangnya pembelajaran melalui jasa teknologi yang tidak lagi selalu mengharuskan pesrta didik berkumpul secara bersamaan dan dibatasi oleh waktu dan tempat.
·         Perkembangan adalah bagian yang memuat penjelasan dan contoh-contoh berkaitan dengan pelajaran yang disajikan.
·         Latihan memuat latihan-latihan untuk menilai kemampuan belajar siswa.
Komponen-komponen Modul Pengulangan:
1)      Penjelasan; memuat penjelasan-penjelasan serta langkah-langkah rinci untuk menyelesaikan masalah pembelajaran.
2)      Pencarian; yaitu pendekatan yang memungkinkan peserta didik untuk bereksperimen berdasarkan parameter tertentu.
3)      Aplikasi; yaitu bagian yang menuntut peserta didik mengaplikasikan konsep/opersi/formula yang mudah yang telah mereka pelajari dan memberikan jawaban.
Komponen Modul Pengayaan:
1)      Pencarian; pendekatan pencarian yang lebih menantang yang menuntut peserta didik untuk bereksperimen dengan parameter tertentu dan sistempemberian umpan balik.
2)      Aplikasi; kegiatan yang menuntut peserta didik untuk mengaplikasikan konsep,operasi,formula yang telah dipelajari dengan memberikan jawaban.







BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
            E-learning merupakan salah satu wujud nyata perubahan besar kalau tidak dikatakan revolusi di dalam kemajuan teknologi pendidikan. Dalam wakti yang panjang kita mengenal proses pembelajaran hanya melalui tatap muka yang mempersyaratkan guru atau sumber belajar dan siswa berada pada tempat yang sama dengan pembatasan waktu dan tempat secara ketat. Ketika perkembangan selanjutnya guru dan siswa dapat belajar dengan bantuan media cetak, menyebabkan proses belajar dapat berlangsung meskipun siswa dan guru tidak berada pada tempat dan waktu secara bersamaan Karena adanya bantuan modul-modul belajar.
            Kelemahannya tidak dapat terjadi interaksi apalagi dalam waktu bersamaan. Kelemaham-kelemahan tersebut menjadi teratasi ketika komunikasi telah dilakukan melalui fasilitas elektronik secara online. Dalam waktu yang sam atau berbeda seseorang dapat mengakses bahan-bahan belajar, tugas-tugas kapan saja yang ia inginkan. Melalui fasilitas tertentu secara online tersebut sumber belajar dan pembelajaran dapat saling berdialog, bertukar pikiran, memberikan pertanyaan, menyelesaikan tugas yang diberikan.
            Melalui media komunikasi elektronik ini, disamoing banyak nilai tambah, keunggulan atau kelebihan, mengharuskan oula kita untuk mengkaji berbagai factor yang tidak dapat hadir bersamaan dengan komunikasi online tersebut, terutama berkenaan aspek-aspek pedagogis. Namun demikian beberapa pendapat mengungkapkan bahwa pembelajaran melalui komunikasi online tidak berarti dikembangkan beberapa pendekatan pembelajaran antara lain yang menekankan pendekatan-pendekatan kelompok, aktivitas-aktivitas kolaboratif, diskusi-diskusi langsung, pengembangan model-model permainan dan beberapa bentuk penekanan pembelajaran lainnya malalui online.
3.2 Saran
            Di harapkan pembaca dapat mengerti isi tentang makalah ini, dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.



DAFTAR PUSTAKA

Dimyati dan Mudjiono. (1994). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Dirjen Dikti Depdiknas.
Sumantri, M dan Permana J. (1998/1999). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Depdiknas Dirjen Dikti.
Deporter, Bobby. (2006). Quantum teaching. Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-ruang. Bandung : Kaifa.
Soi, M, F., Goh, N.K., and Chia, L.S. (2001). Modeling of Group Investigation For Effective e-learning. (online). Tersedia : http: // www.icce 2001. Org/cd/pdf/POG/SGIOO.Pdf.




















Tidak ada komentar:

Posting Komentar